Manajer
adalah seorang yang kerja melalui orang lain dengan mengkoordinasikan
kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi. Perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengendalian, serta penyusunan staf namun dari sisi tingkat atau
level manajemen dapat dibagi menjadi 3 macam yakni :
1. Manajer
Puncak (Top Manager)
2. Manajer
Menengah (Middle Manager)
3. Manajer
Lini Pertama (First-line Manager)
A.
Ciri
Manajer Profesional
Seorang
manajer harus mempunyai kepribadian seperti di bawah ini :
1. Pemimpin
Lambang (Figurehead)
Diperlukan
untuk menjalankan sejumlah kewajiban rutin yang bersifat legal dan sosial.
2. Pemimpin
(Leader)
Bertanggung
jawab untuk memotivasi dan mengaktifkan bawahan, bertanggung jawab untuk
mengisi posisi yang kosong, melatih dan tugas-tugas yang terkait.
3. Penghubung
(Liaison)
Memelihara
suatu jaringan kontak luar yang berkembang sendiri yang memberikan dukungan dan
informasi berkaitan dengan informasi.
4. Pemantau
(Monitor)
Sebagai
pusat saraf informasi internal dan eksternal tentang organisasi.
5. Penyebar
(Dissiminator)
Meneruskan
informasi yang diterima dari orang luar atau dari bawahan kepada anggota
organisasi.
6. Juru
Bicara (Spokesperson)
Meneruskan
informasi kepada orang luar mengenai rencana, tindakan, kebijakan dan hasil
organisasi berkaitan dengan pengambilan keputusan.
7. Wirausaha
(Enterpreneur)
Mencari
kesempatan dalam organisasi dan lingkungan serta memprakarsai “proyek-proyek
perbaikan” untuk menimbulkan perubahan.
8. Pengendali
Gangguan (Disturbance Handler)
Bertanggung
jawab atas tindakan korektif bila organisasi menghadapi gangguan mendadak dan
penting.
9. Pengalokasi
Sumber Daya (Resource Allocator)
Bertanggung
jawab terhadap alokasi segala sumber daya organisasi.
10. Perunding
(Negotiator)
Mewakili
organisasi pada perundingan-perundingan.
B. Keterampilan Manajer
Robert L. Katz padatahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar. Ketiga keterampilan tersebut adalah:
1. Keterampilan konseptual (conceptional skill)
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga merupakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
2. Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill)
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atauketerampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasive harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakanakan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepadaatasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.
3. Keterampilan teknis (technical skill)
Robert L. Katz padatahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar. Ketiga keterampilan tersebut adalah:
1. Keterampilan konseptual (conceptional skill)
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga merupakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
2. Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill)
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atauketerampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasive harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakanakan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepadaatasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.
3. Keterampilan teknis (technical skill)
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.
Selain tiga keterampilan
dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan dasar yang perlu dimiliki
manajer, yaitu:
1. Keterampilan Manajemen Waktu
Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun.Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam—sekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentusaja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan asset berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.
2. Keterampilan Membuat Keputusan
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.
Referensi